Rabu, 14 Maret 2012

asuhan kebidanan pada ibu nifas Post SC dengan PER dan PEB


ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ”S” P10001 2 JAM POST SC
DENGAN PRE EKLAMSI RINGAN (PER)
DI RUANG RECOVERY ROOM (RR) RSUD DR HARJONO
PONOROGO



DI SUSUN OLEH

NANA FARIDATUL ISMA
NIM.10.111.131





PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2012




ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ”K” P20002 2 JAM POST SC
DENGAN PRE EKLAMSI BERAT (PEB)
DI RUANG RECOVERY ROOM (RR) RSUD DR HARJONO
PONOROGO


DI SUSUN OLEH

NANA FARIDATUL ISMA
NIM.10.111.131








PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny S P10001 2 jam post SC Dengan pre eklamsi ringan dan Asuhan Kebidanan Pada Ny “K” P20002 2 jam post SC dengan pre eklamsi berat (PEB) di ruang recovery room (RR) RSUD DR.Harjono ponorogo.
Dalam meyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan ini penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa laporan Asuhan Kebidaanan ini masih jauh dari sempurna.
Terselesaikannya laporan Asuhan Kebidanan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.                  Ibu Harnanik Nawangsari,S.ST, M.Keb. Selaku Kaprodi D4 Bidan Pendidik
2.                  Ibu Siti Shofiyah, S.ST  Selaku Pembimbing Akademik
3.                  Bapak H.Wiyono Hadi Susanto Selaku Kepala Ruangan Recovery room (RR).
4.                  Ibu Binti Nurul M,S.ST Selaku Pembimbing Ruangan Recovery Room (RR)
5.                  Teman-teman yang telah membantu terselesaikannya laporan Asuhan Kebidanan ini.
Penulis  menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Asuhan Keperawatan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya laporan Asuhan Keperawatan ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.





Jombang,06 maret 2012   


                                                                                                                           Penulis

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA


1.      NIFAS

1.1  Pengertian nifas
Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid I, Halaman 115).
Nifas adalah massa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, Jilid II, Halaman 68).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Halaman 291).
Nifas adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).
Periode nifas
Periode nifas dibagi 3 (Menurut Depkes RI, 1990) antara lain :
Immediate puerperium adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0 – 24 jam sesudah melahirkan).
Early puerperium adalah keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium.
Waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari (1 minggu pertama).
Later puerperium adalah waktu 1 minggu sesudah melahirkan sampai 6 minggu.
1.2  Etiologi
Diduga persalinan mulai apabila uterus telah teregang sampai derajat tertentu.
Tekanan bagian terendah janin pada cervix dan segmen bawah rahim, demikian pula pada plexus nervosus di sekitar cervix dan vagina, merangsang permulaan persalinan.
Siklus menstruasi berulang setiap 4 minggu dan persalinan biasanya mulai pada akhir minggu ke-40 atau 10 siklus menstruasi.
Begitu kehamilan mencapai cukup bulan, setiap faktor emosional dan fisik dapat memulai persalinan.
Beberapa orang percaya bahwa ada hormon khusus yang dihasilkan oleh plasenta apabila kehamilan sudah cukup bulan yang bertanggung jawab atas mulainya persalinan.
Bertambah tuanya plasenta yang mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron dalam darah diduga menyebabkan dimulainya persalinan (Harry Oxorn, 1990, Patologi dan Fisiologi Persalinan; Halaman 103).
1.3 Anatomi / Fisiologi
Dalam masa nifas, alat – alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital secara keseluruhannya disebut involusio.
Setelah janin dilahirkan, fundus uteri setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir maka tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat. Pada hari ke-5 pasca persalinan uterus kurang lebih tinggi 7 cm atas symfisis atau setengah symfisis – pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas symfisis.
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol kedalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal.
Berat uterus gravidus aterm kira – kira 1.000 gr. Satu minggu pasca persalinan, menjadi kira – kira 500 gr, 2 minggu pasca persalinan 300 gr dan setelah 6 minggu pasca persalinan 40 – 60 gr.
Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya lunak.
Endometrium mengalami perubahan yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta.
Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur – angsur kembali seperti semula.
Luka jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada vagina dan serviks yang tidak luas akan sembuh primer.
1.3  Laktasi
Kelenjar mamma telah dipersiapkan semenjak kehamilan umumnya produksi ASI baru terjadi hari kedua atau ketiga pasca persalinan, dimana masing-masing buah dada terdiri 14 – 24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain oleh jaringan lemak. Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran air susu ibu adalah faktor anatomis, faktor biologis, makanan yang dimakan ibu, faktor istirahat dan faktor isapan anak.
1.4  Lochea
Lochea adalah sekret dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Hari 1 – 2 lochea rubra berwarna merah berisi lapisan decidu, selaput ketuban, dan mekoneum. Hari 3 – 7 sanguilenta berwarna cokelat, sedikit darah, banyak serum selaput lendir leucocye. Hari 7 – 10 lochea serosa warna agak kuning cair. Hari setelah 2 minggu lochia alba berwarna putih kekuningan berisi selaput lendir leucocye dan kuman yang telah mati.
1.5  Manifestasi klinik
Manifestasi klinik pada ibu menyusui dimasa nifas menurut Persis Mary Hammilton yaitu :
Kontraksi pada interval
Interval antar kontraksi secara bertahap memendek.
Durasi dan intensitas kontraksi meningkat
Rasa tidak nyaman mulai di belakang dan menjalar ke abdomen.
Berjalan biasanya menyebabkan meningkatnya intensitas kontraksi.
Dilatasi dan pendataran serviks mengalami kemajuan.
1.6  Test Diagnostik
Test diagnostik yang biasanya diberikan pada ibu nifas yaitu : test laboratorium terutama terhadap hematokrit untuk melihat konsentrasi darah dalam tubuh setelah 3 hari post partum. Normal hematokrit pada saat tersebut adalah 42 %.
1.7  Penanganan Medik
Penanganan medik yang dilakukan pad ibu nifas adalah :
Perawatan perineum
Perawatan episiotomi
Perawatan hemoroid : hemoroid biasanya menyertai persalinan. Perawatannya dengan memberikan kompres dingin untuk menurunkan atau mengurangi bengkak pada hemoroid.
Perawatan payudara
Perubahan psikologi pada ibu nifas
Menurut Reva Rubin (1960) proses adaptasi psikologis pada ibu nifas melalui 3 fase yaitu :
Fase taking in (fase mengambil).
Terjadinya pada hari 1 – 3 post partum
Dalam memenuhi kebutuhan sangat tergantung pada orang lain.
Sulit mengambil keputusan.
Fase taking hold
Terjadinya pda hari 4 – 10 post partum
Sikap aktif dan positif serta lebih mandiri namun masih memerlukan bantuan orang lain.
Masih ada kurang percaya diri tetapi fokus perhatian mulai meluas.
Tenaga ibu mulai sehat dan meningkat serta merasa lebih nyaman.
Fase letting go
Terjadi setelah 10 hari post partum.
Mulai menjalankan peranannya dan sudah punya konsep.
Mampu merawat bayinya, dirinya sendiri dan mulai sibuk dengan tanggung jawab sebagai ibu.










2. SEKSIO CESARIA (SC)

2.1 Pengertian
Seksio cesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, Halaman 863).
Seksio cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Sinopsis Obstetri Jilid 2, Halaman 133).
Seksio cesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Hal 133).
2.2 Etiologi
Penyebab dilakukannya seksio Cesarea adalah :
Plasenta previa
Gawat janin
Disproporsi sefalo-pelvik (ketidakseimbangan kepala dan panggul).
Pernah seksio sesarea.
Kelainan letak.
Pre eklampsia dan hipertensi
Incoordination uteri action (tidak ada kerjasama yang teratur antara fungsi alat kandungan).
2.3 Patofisiologi
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh mengingat bahwa terjadinya ruptur uteri sesudah seksio sesarea dilakukan segmen bawah uterus tidak begitu besar, disini diambil sikap untuk membolehkan wanita hamil untuk bersalin pervagina, kecuali jika sebab seksio sesarea tetap ada misalnya kesempitan pada pinggul, mengenai kontraindikasi perlu diingat bahwa seksio sesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa, misalnya janin sudah meninggal dalam uterus atau janin terlalu kecil untuk hidup diluar kandungan (Menurut Prawirohardjo S, 1999).

2.4 Jenis – jenis seksio cesarea
Seksio cesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
Seksio cesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
2.5 Komplikasi seksio cesarea
Infeksi puerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi.
Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
2.6 Perawatan post operasi seksio cesarea.
Analgesia
Untuk wanita dengan ukuran tubuh rata – rata dapat disuntikkan intramuskuler yaitu mepedivin setiap 3 jam sekali bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikkan dengan cara serupa 10 mg morphin. Jika ibu berukuran kecil dosis mepedivin yang diberikan adalah 50 mg dan jika berukuran besar dosis yang paling tepat adalah 100 mg mepedivine.
Tanda vital
Pasien dievaluasi sekurang-kurangnya setiap jam sekali paling sedikit 4 jam dan tekanan darah, nadi, jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan fundus uteri serta pengukuran suhu badan harus diperiksa pada saat dini.
Terapi cairan dan diet
Karena selama 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi maka pemberian cairan infus harus cukup banyak dan mengandung elektrolit yang diperlukan agar tidak terjadi hipertermia dan dehidrasi.
Mobilisasi
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan. Penderita miring ke kiri dan ke kanan sudah dapat dimulai sejak 6 – 10 jam setelah penderita sadar. Latihan pernafasan dilakukan penderita sambil tidur terlentang, sedini mungkin setelah sadar.
Perawatan luka
Luka insisi diinspeksi setiap hari untuk mengetahui penyembuhan luka. Secara normal jahitan kulit diangkat pada hari ke empat post partum. Pasien sudah dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.













3. PRE EKLAMSI RINGAN (PER)
3.1 pengertian
a. Pre eklampsi ialah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatidosa (Prawirohardjo, 2005 : 282).
b. Pre eklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer, 2001 : 270).
c. Pre eklampsi adalah penyakit primigravida dan kalau timbul pada seorang multigravida biasanya ada factor predisposisi seperti hipertensi, diabetes atau kehamilan ganda. (Sastrawinata, 1981 : 92)

3.2 Etiologi
Apa yang menjadi penyebab pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
(1). Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidaitdosa.
(2). Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
(3). Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
(4). Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
(5). Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsi adalah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang bretalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre eklampsi dan eklampsi. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. (Prawirohardjo, 2005 : 282)

3.3 Patofisiologi
Di dalam kehamilan dapat terjadi peningkatam curah jantung dan resistensi pembuluh darah sistemik. Maka akan terjadi gangguan relaksasi pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat. Karena tekanan darah meningkat dapat menyebabkan aliran darah menurun sehingga terjadi peningkatan premeabilitas membran yang berpengaruh pada filtrasi glomerulus sehingga filtrasi glomerulus menurun dan terjadi proteinuria secara retensi air dan garam, karena hal tersebut diatas maka sering timbul salah satu dari gejala pre eklampsi yaitu oedem. Pada pre eklampsi berat disertai dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, muntah dan nyeri epigastrium. Sedangkan pada eklampsi disertai dengan kejang.

3.4 Faktor-faktor penyebab Pre eklampsi
1. Primigravida / Multigravida
2. Sosial-ekonomi
3. Mempunyai kecenderungan penyakit hipertensi dalam kehamilan atau faktor keturunan
4. Mempunyai riwayat penyakit yang menyertai seperti : DM, Ginjal dan Jantung.
5. Kehamilan ganda
6. Mola hidatidosa
7. Obesitas
8. Umur lebih dari 35 tahun.
(Prawirohardjo, 2005 : 282)

3.5 Tanda dan gejala Pre eklampsi Ringan
1.      Tekanan darah sistolik 90 atau kenaikan 15mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastolik
140 atau kenaikan 30mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan. (Manuaba, 1998 : 242)

3.6 Penanganan Pada Pre eklampsi Ringan

Pada pre eklampsi ringan penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan :
1. Mencegah kenaikan peningkatan tekanan darah (berlanjut menjadi pre eklampsi berat), dengan memberikan obat antihipertensif.
2. Sedativa ringan : Phenobarbital 3 x 30 mgr, Valium 3 x 10 mgr
3. Obat penunjang : Vitamin B kompleks, Vitamin C, Vitamin E, Zat besi
4. Nasehat
- Garam dalam makanan dikurangi
- Lebih banyak istirahat baring ke arah punggung bayi, istirahat baring 2 jam siang hari dan > 8 jam pada malam hari.
- Segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak, nyeri pada epigastrium, kesadaran makin berkurang, gerak janin melemah, pengeluaran urin berkurang.
5. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.
Pasien hamil hendaknya diperiksa sekali 2 minggu setelah bulan ke 6 dan sekali seminggu pada bulan terakhir, gunanya adalah untuk menilai perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin, apakah ada perburukan keluhan subyektif, peningkatan berat badan berlebih, kenaikan tekanan darah, dan melakukan pemeriksaan penunjang lain sesuai kebutuhan, terutama protein urin. Petunjuk untuk segera memasukan penderita ke rumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan hal berikut :
- Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
- Protein dalam urin 1 plus atau lebih
- Edema bertambah dengan mendadak
- Terdapat gejala dan keluhan subjektif
(Manuaba, 1998 :244)





BAB II

LAPORAN KASUS

Asuhan kebidanan
Pada Ny”S” P10001 2 jam Post SC
Dengan pre eklamsi ringan (PER)
Di ruang Recovery room (RR) RSUD DR.Harjono Ponorogo

I     Pengkajian
Nama istri              : Ny “S”                      Nama suami    : Tn “S”
Umur                     : 27 Tahun                   Umur               : 29 tahun
Suku                      : Jawa                          Suku                : jawa
Agama                   : islam                          Agama             : islam
Pendidikan                        : SMP                          Pendidikan      : SMA
Pekerjaan               : IRT                            Pekerjaan         : Wiraswasta
Alamat                  : Bedingin,sambit       
 Ponorogo

            II  Subjektif
Tanggal MRS              : 20 Februari 2012                   jam      : 19:00
            Tanggal pengkajian     : 20 februari 2012                    jam      : 21:15

a.       Keluhan Utama     : nyeri luka bekas SC
b.      Riwayat menstruasi
Menstruasi umur               : 14 tahun
Siklus                                : 28 hari
Lama haid                         : 5 hari
HPHT                                : 16-05-2011
HPL                                  : 23-02-2012
c.       Riwayat perkawinan        
Perkawinan Ke                              : 1
Umur waktu menikah                   : 26 Tahun
d.      Riwayat kehamilan Sekarang
Jenis persalinan                             : Buatan (SC)
Penolong persalinan                      : dr.agus SPOG
Tempat persalinan                         : RSUD DR.Harjono ponorogo
Penyulit persalinan                        : PER
Obat-obatan yang di pakai selama persalinan       : oxytocin 1 amp
e.       Riwayat nifas sekarang
Bayi lahir tanggal                          : 20 februari 2012
Kondisi bayi saat di lahirkan        : baik,tunggal
Berat badan saat lahir                   : 3400 gr
Panjang badan saat lahir               : 50 cm
Jenis kelamin                                 : laki-laki
Apgar score                                   : 7-9
ASI                                               : -/-
Kolostrum                                     : +/+

III.       Objektif
a.       Keadaan umum     : lemah
b.      Kesadaran             : composmentis
c.       TTV                       : N       : 77X/menit
: S        : 360C
: RR     : 20X/menit
: TD     : 200/110 MmHg
: SPO2 : 99%

d.      BB sebelum persalinan      : 60 kg
e.       Pemeriksaan fisik
f.       Wajah        : tidak ada oedema,tidak anemis,tidak pucat,exspresi wajah                           menyeringai
Hidung      : terpasang  O2 3 LPM
Payudara   : simetris,puting susu menonjol,tidak ada benjolan,tidak bengkak,kolostrum +/+ ASI -/-
Abdomen  : ada bekas luka SC,luka tertutup kasa kering 10 cm,luka memanjang,ada setriae gravidarum,kontraksi uterus baik,TFU 2 jari bawah pusat
Genetalia   : terpasang kateter,urin dalam kateter ±200 cc lochea rubra ±250 cc
Ekstemitas tangan : tidak oedem,simetris,jari-jari lengkap, terpasang infus RL 20 TPM di tangan kiri.
Ekstremitas kaki    : ada oedema pada kaki kanan dan kiri,jari-jari lengkap

g.      Pengobatan dan terapi
Infus RL 20 TPM
Taxegram 2x1 gr
Sancorbin  2x1 amp
Ketorolac 3x30 mg

IV        Analisa data
              Ny’’S’’ P10001 2 Jam Post SC dengan pre eklamsi ringan (PER)

V         Penatalaksanaan
1.         menjelaskan kondisi saat ini,karna nyeri luka bekas SC,ibu di sarankan untuk istirahat yang cukup,ibu memahami
2.         observasi TTV,ibu merespon dengan baik
            N         : 77x/mnt
            S          : 360C
RR       : 20x/mnt
TD       : 200/110 MmHg
SPO2   : 99%
3.         mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini,seperti menggerakkan jari-jari kaki dan menekuk lutut,ibu mengerti.
4.         kolaborasi dengan tim medis, dalam pemberian terapi,ibu merespon dengan baik.
            Inj ketorolac 1 amp iv





                        VI        Evaluasi

                        Tanggal: 21 februari 2012                   jam: 05:00
                       
S:         Ibu mengatakan nyerinya sudah berkurang,Bayi lahir pada tanggal 20     februari 2012 jam 20:03 wib.

                        O:        k/u: cukup
                                    Kesadaran       : composmentis
                                    Ttv                   : S        : 36,20C
                                                             N        : 87X/mnt
                                                            RR       : 20X/mnt
                                                            TD       : 130/90 MmHg
                                    Ekspresi wajah lebih tenang,tidak terlalu mnyeringai
                                    Ibu sudah bisa beradaptasi dengan nyerinya
                                    Oksigen dilepas,ASI (-/-)
                                    Kontraksi uterus baik,tfu 2 jari bawah pusat.
                                    Terpasang kateter,urin dalam kateter ± 500 cc
                                    Lochea rubra ± 400 cc
                                    Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri
                                    Kaki tidak oedem.

A:        Ny’’S’’ P10001 hari ke I post SC dengan pre eklamsi ringan (PER)

                        P :        intervensi dilanjutkan
                                    Observasi TTV
                                    Mobilisasi dini mika-miki
                                    Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
                                    infus RL 20 Tpm
                                     Inj taxegram 2x1 gr
                                     Inj Sancorbin 2x1 ampul
                                     Inj ketorolac 3x30 mg
                                    Rencana pindah ke ruang melati (Nifas) jam 09:00 wib

Asuhan kebidanan
Pada Ny”K” P20002 2 jam Post SC
Dengan Pre eklamsi berat (PEB)
Di ruang RR RSUD DR.Harjono Ponorogo

I     Pengkajian
Nama istri              : Ny “K”                      Nama suami    : Tn “S”
Umur                     : 35 Tahun                   Umur               : 42 tahun
Suku                      : Jawa                          Suku                : jawa
Agama                   : islam                          Agama             : islam
Pendidikan                        : SMP                          Pendidikan      : SMA
Pekerjaan               : IRT                            Pekerjaan         : Tani
Alamat                  : Bedingin,sambit       
 Ponorogo

            II  Subjektif
Tanggal MRS              : 22 Februari 2012                   jam      : 11:45
            Tanggal pengkajian     : 22 februari 2012                    jam      : 18:00

a.       Keluhan Utama     : nyeri luka bekas SC
b.      Riwayat menstruasi
Menstruasi umur                                       : 15 tahun
Siklus                                                        : 28 hari
Lama haid                                                 : 7 hari
HPHT                                                        : 22-06-2011
HPL                                                          : 29-02-2012
c.       Riwayat perkawinan        
Perkawinan Ke                                          : 1
Umur waktu menikah                               : 17 Tahun
d.      Riwayat kehamilan lalu                            
Kehamilan ke                                            : 1
Bayi lahir pada UK                                   : 39 minggu
Obat-obatan yang di pakai selama hamil  : tablet FE
Penyulit kehamilan                                    : -

Riwayat pesalinan lalu                             
Jenis persalinan                                         : spontan
Penolong persalinan                                  : bidan
Tempat persalinan                                     : BPS
Jenis anestesi                                             : -
Penyulit persalinan                                    : -
Obat-obatan yang di pakai selama persalinan       : ocytocin

Riwayat nifas masa lalu
Bayi lahir tanggal                                      : 26 November 1996
Anak ke                                                     : 1
Kondisi bayi saat di lahirkan                    : baik,tunggal
Berat badan saat lahir                               : 3,3 kg
Panjang badan saat lahir                           : 49 cm
Jenis kelamin                                             : laki-laki
Apgar score                                               : 7-9
ASI                                                           : +/+
Kolostrum                                                 : +/+
KB                                                                        : pil

e.       Riwayat kehamilan Sekarang
Jenis persalinan                             : Buatan (SC)
Penolong persalinan                      : dr.ratna SPOG
Tempat persalinan                         : RSUD DR.Harjono ponorogo
jenis anestesi                                 : SAB
Penyulit persalinan                        : PEB
Obat-obatan yang di pakai selama persalinan       : oxytocin 1 amp

Riwayat nifas sekarang
Bayi lahir tanggal                          : 22 februari 2012        Jam      : 17:30
Kondisi bayi saat di lahirkan        : baik,tunggal
Berat badan saat lahir                   : 2400 gr
Panjang badan saat lahir               : 48 cm
Jenis kelamin                                 : perempuan
Apgar score                                   : 7-9
ASI                                               : -/-
Kolostrum                                     : +/+

            III.       Objektif
a.       Keadaan umum     : lemah
b.      Kesadaran             : composmentis


c.       TTV                       : N       : 87X/menit
: S        : 36,20C
: RR     : 20X/menit
: TD     : 190/110 MmHg
: SPO2 : 99%

d.      BB sebelum persalinan      : 60 kg
e.       Pemeriksaan fisik
f.       Wajah        : tidak ada oedema,tidak anemis,tidak pucat,exspresi wajah menyeringai
Hidung      : terpasang  O2 3 LPM
mata          : ada oedema bawah mata
Payudara   : simetris,puting susu menonjol,tidak ada benjolan,tidak bengkak,kolostrum +/+ ASI -/-
Abdomen  : ada bekas luka SC,luka tertutup kasa kering 10 cm,luka memanjang,ada setriae gravidarum,kontraksi uterus baik,TFU 2 jari bawah pusat
Genetalia   : terpasang kateter,urin dalam kateter ±200 cc lochea rubra ±250 cc
Ekstemitas tangan : tidak oedem,simetris,jari-jari lengkap, terpasang infus RL 20 TPM di tangan kiri.
Ekstremitas kaki    : tidak ada oedema pada kaki kanan dan kiri,jari-jari  lengkap

g.      Pengobatan dan terapi
Infus RL 28 TPM
Inj glocef 2x1 gr
Inj Ketorolac 3x30 mg

IV        Analisa data
            Ny’’K’’ P20002 2 Jam Post SC dengan pre eklamsi berat (PEB)

V         Penatalaksanaan
1.         menjelaskan kondisi saat ini,karna nyeri luka bekas SC,ibu di sarankan untuk istirahat yang cukup,ibu memahami
2.         observasi TTV,ibu merespon dengan baik
            N         : 87x/mnt
            S          : 36,20C
RR       : 20x/mnt
TD       : 190/110 MmHg
SPO2   : 99%
3.         mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini,seperti menggerakkan jari-jari kaki dan menekuk lutut,ibu mengerti.
4.         kolaborasi dengan tim medis, dalam pemberian terapi,ibu merespon dengan baik.
            Inj ketorolac 1 amp iv


            VI        Evaluasi
           
                        Tanggal 22 februari 2012                                jam: 20:00
           
S:         Ibu mengatakan nyerinya sudah berkurang,bayi lahir pada tanggal 22 februari 2012 jam 17:30

                        O:        K/U     : Cukup
                                    Kesadaran: composmentis
                                     Ttv : N            : 85X/menit
                                      S        : 36,50C
                                     RR      : 22X/menit
                                     TD      : 140/80 MmHg
                                     SPO2  : 99%
                                    Ekspresi wajah lebih tenang,tidak terlalu menyeringai
                                    Ibu mulai bisa beradaptasi dengan nyerinya
                                    Ada oedem di bawah mata
                                    ASI (-/-), kontraksi uterus baik
                                    Tfu 2 jari bawah pusat
                                    Terpasang kateter,urin dalam kateter ±400 cc
                                    Lochea rubra ± 300 cc
                                    Terpasang infus RL 28 tpm di tangan kiri.

                        A:        Ny’’K’’ P20002 4 Jam Post SC dengan pre eklamsi berat (PEB)

                        P :        intervensi dilanjutkan
                                     Observasi TTV
                                     Mobilisasi dini mika-miki
                                     Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
                                     Infus RL 28 Tpm
                                     Inj glocef 2x1 gr
                                     Inj ketorolac 3x30 mg
                                    Rencana pindah ke ruang melati(nifas) jam 23:00 wib

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid I, Halaman 115).
Nifas adalah massa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, Jilid II, Halaman 68).

Seksio cesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus (Ilmu Kebidanan, edisi ketiga, Halaman 863).
Seksio cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Sinopsis Obstetri Jilid 2, Halaman 133).
Seksio cesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Hal 133).
Tanda dan gejala Pre eklampsi Ringan
1.      Tekanan darah sistolik 90 atau kenaikan 15mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastolik
140 atau kenaikan 30mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan. (Manuaba, 1998 : 242)
Penanganan Pada Pre eklampsi Ringan
1.      Mencegah kenaikan peningkatan tekanan darah (berlanjut menjadi pre eklampsi berat), dengan memberikan obat antihipertensif
2.      Sedativa ringan : Phenobarbital 3 x 30 mgr, Valium 3 x 10 mgr
3.      Obat penunjang : Vitamin B kompleks, Vitamin C, Vitamin E, Zat bes
4.      Nasehat
5.       Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat.

4.2       Kritik dan saran
a.        Untuk institusi
-        Sabar dalam memberikan bimbingan selama praktek di Rumah Sakit
-       Dalam melakukan revisi, sebaiknya para pembimbing memberitahu para mahasiswa sehingga mahasiswa bisa berkonsultasi ketika di Rumah sakit
-       Sebaiknya para pembimbing memberikan contoh bagaimana cara membuat laporan Asuhan Keperawatan sesuai dengan ketentuan institusi

b.      Untuk lapangan
-       Para tenaga medis yang ada di rumah sakit harus Sabar dalam memberikan bimbingan selama praktek di Rumah Sakit
-       Para tenaga medis tidak segan-segan untuk memberi pengetahuan lebih mengenai cara praktik dilapangan dalam hal menangani pasien
-       Para tenaga medis di rumah sakit hendaknya Sopan dan ramah terhadap mahasiswa praktek



















DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI, Perawatan Kebidanan Yang Berorientasi Pada Keluarga, (Perawatan III), Jilid 1, Edisi 3, Jakarta, 1990.
Doenges, ME dan Moorhouse, MF, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, Jakarta, EGC, 2001.
Hamilton, MP, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta, EGC, 1995.
Mansjor A, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Media Aeusculapius, 1999.
Mochtar Rusta, Sinopsis Obstetri, Jilid 1 dan Jilid 2, Jakarta, EGC, 1998.
Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan dan Ilmu Bedah Kebidanan, Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka, 1999.
Prawirohardjo S, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, 2000.
Sulaiman S, Obstetri Fisiologi, Bagian Obstetri Gynekology Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung, 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar